Akhir-akhir ini berita
begitu ramai membicarakan beberapa peristiwa besar di dunia ini. Pertama,
berita Piala Dunia. Ajang 4 tahunan yang banyak menyedot perhatian terutama
untuk para penggemar sepak bola. Kedua, Pemilihan Presiden di Indonesia. Agenda
5 tahun sekali yang rutin bangsa Indonesia laksanakan sejak tahun 2004. Dan
yang ketiga adalah berita penyerangan Israel ke jalur Gaza. Ketiga peristiwa
besar tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Berita ketiga menjadi berita
yang begitu memilukan bagi saya. Bagaimana tidak? Untuk kesekian kalinya
Palestina tepatnya jalur Gaza dibombardir Israel. Berbagai dalih disampaikan
pihak Israel untuk membenarkan tindakannya menyerang jalur Gaza. Tidak ada satu
pun rasionalisasi mereka yang rasional.
Mereka berdalih bahwa
pejuang Palestina yang membuat mereka melakukan serangan itu. 3 orang yahudi
yang ditemukan tewas setelah hilang beberapa hari merupakan salah satu alasan
mereka. Mereka menuding bahwa pejuang Palestina lah yang membunuhnya. Padahal tidak
ada sedikitpun bukti yang mengarah bahwa pejuang Palestina adalah pelakunya.
Mereka mengatakan itu
adalah serangan balasan atas serangan roket Pejuang Palestina. Roket rakitan
pejuang Palestina mereka balas dengan meluncurkan ratusan roket mutahir ke
jalur Gaza. Mereka yang memiliki teknologi kubah besi tidak mudah ditembus
roket rakitan pejuang Palestina. Kubah besi adalah teknologi yang dapat
mencegah serangan roket yang menuju daerah-daerah penting di Israel. Dengan
kubah besi itu, roket yang menuju daerah penting di Israel akan dihancurkan di
udara. Hanya roket yang menuju daerah tidak penting seperti lahan kosong
lah yang akan sampai (tidak
dihancurkan). Kubah besi, teknologi canggih yang tentunya menguras kantong
untuk membuatnya. Israel tidak khawatir akan hal itu, sahabatnya tercinta
(Amerika Serikat) dengan senang hati membantu pembuatan kubah besi itu.
Palestina? Jangankan kubah besi secanggih itu, senjata yang mereka gunakan
untuk membela diri saja adalah senjata rakitan sendiri. Sudah sejak lama mereka
diblokade. Terlalu tidak seimbang kekuatan senjata antara Israel dan Plaestina.
Mereka mengatakan bahwa
yang diserang adalah rumah dan markas pejuang Palestina yang tentunya sangat
mereka benci. Kenyataannya? Berbagai fasilitas umum pun dihancurkan. Mesjid,
Sekolah, Rumah Sakit ikut hancur. Korban? Tidak perlu ditanyakan lagi. Semakin tidak
seimbang. Berita terakhir mengatakan sebanyak 122 orang Palestina meninggal
dunia. Mereka mengatakan bahwa yang mereka serang adalah pejuang Palestina
yang mengganggu mereka. Tapi puluhan warga sipil yang sama sekali tidak
mepersenjatai diri seperti anak-anak, wanita, bahkan ibu hamil menjadi korban. Ini
bukan penyerangan lagi, tapi ini adalah sebuah pembantaian. Dan lagi-lagi dan
adidaya tidak menunjukkan taringnya.
Pejuang palestina adalah
orang-orang yang memperjuangkan kemerdekaan negaranya. Pejuang Palestina adalah
saudara kita yang tengah berjuang untuk mempertahankan bangsanya dari
penjajahan. Bagaimana mungkin saudara kita ini berdiam diri menyaksikan tanah
kelahirannya direbut paksa, dijadikan pemukiman yahudi yang mewah. Bagaimana
mungkin di dunia modern seperti saat ini dimana kebebasan berpendapat digaungkan
sebagai hak asasi manusia penjajahan dan pembantaian dibiarkan begitu saja. Banyak yang mengatidakan, tidak perlu
menjadi seorang muslim untuk peduli terhadap Palestina. Cukup dengan menjadi
manusia, jika rasa kemanusiaanmu masih ada maka kau akan peduli masalah
Palestina.
Negara-negara kuat
banyak, tapi tidak mampu berbuat banyak untuk Palestina. Apakah HAM tidak
berlaku untuk manusia di Palestina? Negara-negara muslim yang kekayaannya luar
biasa jumlahnya tidak sedikit. Lalu kemana mereka? Bahkan untuk sekedar
bersuara lantang membela Palestina pun mereka tidak ada nyali. Hati nurani
mereka terkubur kemewahan duniawi.
Tidak sedikit pula muslim
yang masih bertanya, mengapa kita harus membela dan peduli terhadap Paestina?
Sebagai manusia (yang masih memiliki rasa kemanusiaan) saja, seharusnya kita
sudah dapat peduli terhadap Palestina. Apalagi jika kita adalah seorang muslim.
Yang tengah dijajah dan disakiti di Palestina itu adalah saudara seiman kita.
Apalagi jika kita adalah seorang muslim. Yang tengah dibombardir itu satu tubuh
dengan kita, ketika salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka seluruh
anggota tubuh lain pun ikut merasakan sakit. Apalagi jika kita seorang muslim.
Yang tengah dihancurkan itu adalah tempat dimana masjid al aqsho berada. Kiblat
pertama kita. Salah satu tempat dimana Rasulullah yang kita cintai mengalami
peristiwa isra mi’raj. Apalagi jika kita adalah seorang muslim. Bumi yang
tengan digempur itu adalah bumi para nabi. Beberapa nabi lahir disana. Apalagi
jika kita adalah seorang muslim. Begitu banyak alasan untuk peduli terhadap
Palestina. Lalu masih kah bertanya kenapa harus peduli terhadap Palestina?
Tidak ada lagi alasan
untuk tidak membela dan peduli terhadap Palestina. Terlebih jika kita adalah
seorang muslim. Ekspresikan kepedulian kita terhadap saudara kita disana.
Yakinkan saudara kita bahwa mereka tidak berjuang sendiri. Kita berada di
barisan yang sama, memperjuangkan kemerdekaan Palestina, membebaskan al aqsho. Lakukan
apapun sesuai kemampuan kita untuk membantu saudara kita saat ini. Dengan
tenaga, harta, apapun itu yang bisa meringankan beban saudara kita. Tidak lupa,
selalu do’akan saudara kita. Saudara kita yang belum bisa merasakan kenyamanan
seperti yang kita rasakan. Saudara kita yang tengah berjuang di jalanNya
dimanapun mereka berada.
Suchy.L.Pratiwi
Sabtu,
11072014
11.30 pm