Setelah
11 bulan berjuang, maka di bulan inilah kita diberikan jamuan, pelatihan dan amunisi
agar kita dapat melanjutkan perjuangan di 11 bulan berikutnya Bulan spesial ini
selalu datang sebagai pelepas dahaga. Begitu pun dengan ramadhan kali ini.
Ramadhan untuk pertama kalinya saya jalani di lingkungan sekolah tempat
dimana saya mengajar. Kegiatannya tidak jauh berbeda sebenarnya. Hanya saja ada
salahhsatu program yang dikhususkan untuk bulan ramadhan ini. Yaitu tasmi Al
Quran 30 juz dalam waktu 2 hari. Tasmi ini dilaksanakan di masing-masing Masjid
putra dan putri oleh seorang hafidz dan hafidzah.
Bagi
saya, ini adalah salahsatu pengalaman luar biasa. Menyaksikan bagaimana seorang
hafidzah mentasmikan hafalannya sebanyak 30 juz dalam 2 hari. Dari awal saya
mengajar di sini, program tahfidz untuk siswa/siswi di sini adalah program yang
membuat saya kagum. Betapa beruntungnya mereka yang sejak dini telah menghafal
Al Quran. Rasa optimis selalu menyeruak
kala membayangkan bahwa kelak Bangsa ini akan diisi oleh mereka, generasi para
penghafal dan pengamal Al Quran.
Rasa
iri pun tidak bisa saya tahan, setiap kali melihat seorang hafidz/hafidzah.
Bagaimana tidak, mereka mampu menghafal Al Quran 30 juz dan mempersembahkan hadiah
terbaik untuk kedua orangtuanya di surga nanti. Kebahagiaan yang luar biasa
ketika seorang anak dapat memberikan hadiah terbaik itu untuk kedua orangtuanya
sebagai salasatu tanda bakti. Itu lah alasan mengapa rasa iri saya tak dapat
saya tahan.
Saya
sadar, saya tidak boleh hanya terhenti pada rasa iri itu. Tapi saya harus
bergerak bagaimana agar saya pun dapat memberikan hadiah terbaik itu untuk
kedua orangtua saya kelak. Sempat terlintas dalam pikiran saya, bagaimana jika
saya meninggal sebelum saya dapat menghafalkan 30 juz Al Quran? Pertanyaan
dalam benak saya itu pun terjawab ketika seorang ustadz menjelaskan bahwa Allah
itu melihat bagaimana proses kita. Bahkan rasa pesimis dari banyak orang yang
mengatakan sulit untuk bisa menghafal Al Quran dengan berbagai alasan seperti waktu
yang sedikit karena kesibukan, usia yang sudah tua sehingga susah ingat dan cepat
lupa, atau alasan lainnya juga terjawab dengan penjelasan tadi. Kemampuan dan
kondisi setiap orang berbeda-beda. Maka yang terpenting adalah jangan pernah
berhenti berusaha dan kuatkan tekad. Allah maha menyaksikan setiap ikhtiar
hambaNya.
Ramadahan
adalah bulan Al Quran. Maka ini merupakan momen yang tepat untuk melatih kita
agar senantiasa dekat dengan Al Quran. Selama napas masih membersamai, maka tidak
ada kata berhenti untuk mempelajari ilmuNya. Dalam Al Quran lah terdapat petunjuk,
pembeda yang haq & bathil, penyembuh, serta pedoman agar kita sampai pada
tujuan kita. Karena tujuan kita bukanlah dunia ini. Dunia ini adalah tempat persinggahan
sementara serta tempat kita beramal sebelum kita berpulang ke alam yang abadi
yaitu akhirat. Tidak ada kata terlambat bagi orang yang mau memperbaiki diri. Yang
penting adalah bagaimana kita menggunakan kesempatan yang masih ada untuk
menjadi lebih baik. Kata kuncinya adalah mulailah dari sekarang.
Al
Quran yang tersimpan rapi di sudut lemari itu senantiasa menunggu. Ia tidak
ingin hanya dijadikan sebagai pajangan lemari atau sekadar koleksi perpustakaan
mini di rumah. Ia lebih bahagia jika ia lecek atau bahkan covernya beberapa kali diperbaiki setelah terlepas karena seringnya
ia dibaca. Maka mulailah membacanya, mentadaburinya, menghafalnya,
mempelajarinya dan yang paling utama adalah jangan lupa untuk mengamalkannya.
14062016