Sebuah
tayangan tentang seorang anak (yang sekarang telah menjadi ayah) yang
menelusuri tempat dimana tersimpan kenangan tentang ayahnya yang sudah tiada
sejak usianya 100 hari mengingatkan saya pada sosok perempuan special dalam
hidup ini. Engkau pun pasti merasakan hal yang sama dengan anak itu bukan? Selama
ini, kau begitu merindukan sosok ibu yang hanya kau kenali wajahnya melalui
selembar foto saja. Ya, masih teringat
jelas ketika engkau berkisah bahwa kau ditinggalkan oleh ibu menghadapNya tapat
2 tahun setelah kau terlahir.
Setiap
kali mengingat itu, saya tahu ada rindu yang begitu dalam yang selalu kau
sembunyikan dengan wajah tegar ketika menceritakannya. Saya yang hanya
membayangkan bagaimana sulitnya masa-masa yang kau alami tanpa kehadiran
seorang ibu saja tak dapat menahan air mata, apalagi kau yang mengalaminya.
Hebatnya engkau, kau tak pernah memperlihatkan itu di depan kami, anak-anakmu.
Kau sembunyikan tangis kerinduan itu dalam untaian do’a-do’a untuknya.
Engkau
perempuan yang begitu memesona dan mengagumkan untuk saya. Kau didik kami
dengan penuh keikhlasan. Teringat ketika kau mengantarkan saya sekolah untuk
pertama kalinya. Kau begitu sabar menunggui saya yang masih tak ingin ditinggal
pergi sendiri di sekolah. Padahal kau sendiri bahkan harus mandiri sejak pertama
masuk sekolah karena tak ada sosok ibu yang mengantar.
Masa
remaja seorang anak perempuan adalah masa dimana dia begitu banyak bercerita
dengan ibunya mengenai apa pun termasuk masa puber yang dialami. Saya pun
begitu. Engkau adalah tempat curhat yang paling menyenangkan, paling mengerti
tentang apa yang saya alami. Ketika itu, kemana kau tumpahkan kisah yang ingin
kau curhatkan dengan sorang ibu? Saat pembagian rapot atau acara kenaikan kelas
adalah salah satu momen yang paling membahagiakan. Begitu pun dengan saya. Begitu
bahagia ketika kau mendampingi dari awal dan tersenyum bahagia ketika anakmu
ini mendapatkan hasil terbaik. Engkau pun dulu pasti begitu menginginkan dapat
didampingi dan menunjukkan hal-hal yang terbaik yang kau lakukan kepada seorang
ibu.
Sulit
rasanya membayangkan betapa perihnya rindu yang kau alami ketika kau
menggenapkan setengah din tanpa kehadiran sosok ibu. Ketika itu kau pasti
begitu merindukannya, berharap seorang ibu bisa menyaksikan kau yang telah
menjadi seorang istri. Bukan hal mudah untuk dapat melewati masa-masa itu. Tapi
kau telah berhasil lulus dalam ujian itu. Benarlah bahwa Allah tidak mungkin
memberikan ujian di luar kemampuan hambaNya dan skenarioNya adalah yang
terbaik. Allah begitu maha pengasih lagi maha penyayang. Dia wakilkan kasih
sayang seorang ibu untuk kau melalui orang-orang yang sama ikhlasnya dengan kasih sayang seorang ibu.
Tanpa
pernah kau rasakan langsung bagaimana kesempurnaan kasih sayang seorang ibu, kini
kau telah menjadi seorang ibu yang sempurna bagi kami. Terimakasih mamah. Terimakasih wahai perempuan
special dalam hidup ini atas kesempurnaan cinta dan kasih sayang yang
selalu kau hujankan pada kami.
Chy_pratiwi
211115 16pm