Senin, 26 September 2016

Jawaban


Masa depan adalah sebuah misteri. Bahkan satu detik kedepan saja kita tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Termasuk masalah jodoh. Dalam hidup saya, misteri siapa jodoh saya adalah hal yang paling membuat saya penasaran dan excited. Siapakah dia yang kelak akan membersamai saya dalam langkah ini? Pertanyaan yang hanya bisa saya jawab dengan terus berusaha memperbaiki diri dan berdo’a untuk diberikan yang terbaik.
Saya termasuk orang yang tidak setuju bahwa berpacaran adalah salahsatu bentuk usaha (ikhtiar) untuk mendapatkan jodoh dan lebih mengenal pasangan kita kelak. Alasannya? Ah, rasanya terlalu banyak alasan yang bisa diungkapkan untuk itu. Untuk saat ini saya tidak akan membahas itu.
Seperti apa suami saya kelak? Apakah dia orang yang benar-benar saya kenal? Atau teman ketika sekolah dulu? Teman kuliah? Teman satu organisasi? Itulah serentetan pertanyaan yang dulu muncul dalam pikiran dan tentu saja saya selalu menanti jawabannya. Ahad, 18 September 2016 akhirnya pertanyaan-pertanyaan saya tentang dia terjawab sudah. Ketika janji sakral itu terucap, maka benarlah bahwa dia adalah jawaban atas segala do’a saya selama ini. Dialah jodoh saya. Seseorang yang akan membersamai langkah saya. Seseorang yang menjadi imam saya. Dan seseorang yang akan menjadi teman hidup saya selamanya.
Ternyata dia adalah teman saya ketika SMP dulu. Saya mengenalnya untuk pertama kali ketika kami duduk di kelas 8 SMP. Dengan berakhirnya masa SMP, maka berakhir pula komunikasi di antara kami. Kami sekolah di SMA yang berbeda. Saya dan dia sibuk dengan kehidupan masing-masing. Mengejar cita-cita diri kami masing-masing.
Delapan tahun berlalu setelah masa SMP berakhir. Cita-cita saya mulai terwujud saatu per satu. Saya lulus kuliah dan menjadi seorang guru matematika. Dia mulai membuka kembali komunikasi di antara kami. Dan ternyata komunikasinya berakhir pada permintaan dia untuk berta’aruf (berkenalan) menuju tahapan lebih serius (pernikahan). Saya pelajari mengenai dia yang sekarang melalui apa-apa yang disampaikannya.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan proses ini. Kenapa prosesnya cukup panjang? Waktu itu saya masih berpikiran bahwa saya belum siap untuk menikah dalam waktu dekat dan masih ada cita-cita yang ingin saya wujudkan yang menurut pandangan saya ketika itu, cita-cita tersebut tidak dapat diwujudkan jika saya sudah menikah. Istikhoroh dan tentunya do’a restu orangtua lah yang membantu saya menemukan jawaban pada akhirnya. Setiap petunjuk yang diberikan semakin membuat saya yakin untuk melangkah menuju pernikahan ini. Kami ditemani mahram kami masing-masing bertemu untuk berta’aruf langsung. Kemudian kami memutuskan untuk melanjutkan prosesnya. Lalu dia pun mendatangi kedua orangtua saya. Sampai pada akhirnya dia mengkhitbah saya pada 11 Juli 2016.
Lalu bagaimana saya bisa yakin bahwa dia adalah orangnya (Mr Right)? Dulu saya pun sempat berpikiran bahwa saya akan sulit menemukan pasangan yang cocok dengan saya. Bukan karena saya menginginkan pasangan yang ideal / sempurna tapi lebih karena saya yang merasa sulit untuk menemukan seseorang yang sejalan dengan saya yang bisa menerima saya yang sedikit perfectionist, keras kepala, introvert dan segala karakter lainnya yang ada pada diri saya.
Akan tetapi, pada dirinya saya merasa yakin bahwa dia mau menerima dan menyayangi saya seutuhnya. Pada dirinya saya merasa yakin bahwa kami memiliki tujuan yang sama dalam berlayar di kehidupan ini. Pada dirinya saya merasa yakin bahwa dia bisa memimpin saya menjadi sosok yang lebih baik lagi. Dan pada dirinya saya merasa yakin karena dia adalah seseorang yang orangtua saya ridhoi sebagai orang yang akan mengambil alih tanggungjawab atas saya semenjak ijab qobul terucap hingga selamanya.
Ini adalah lembaran awal dari kisah kami, saya dan dia. Kami yang ditakdirkan berjodoh oleh Nya. Kami yang bersama bukan karena kami sempurna. Tapi justru dari ketidaksempurnaan yang kami miliki itu lah kami berusaha untuk saling memperbaiki dan melengkapi. Satu yang sangat kami inginkan adalah keridhoan dan keberkahanNya dalam kehidupan kami sehingga kami dapat digolongkan sebagai orang yang saling mencintai karenaNya yang kelak akan dikumpulkan kembali di surgaNya.
09.30pm

26092016