Minggu, 05 Maret 2017

Setampan Wajahnya, Semenawan Hatinya, Semulia akhlaknya



Sejak hamil, banyak keluarga dan rekan yang menyarankan untuk banyak membaca Al Quran surat Yusuf dan Maryam. Itu membuat saya semakin tertarik untuk membaca terjemah , tafsir dan kandungan dari kedua surat tersebut. Saya mulai dengan surat Yusuf.

Surat Yusuf. Seperti nama suratnya isi kandungan surat ini menceritakan kisah nabi Yusuf a.s. Yang terlintas pertama kali ketika menyebut nabi Yusuf a.s adalah ketampanannya. Tampannya nabi Yusuf a.s ternyata tak sekadar fisik, nabi Yusuf a.s juga dianugerahi hati yang menawan.

Ujian itu dimulai
Nabi Ya’kub dikarunia’i 12 anak yang salahsatunya adalah nabi Yusuf a.s. Saudara-saudara nabi Yusuf a.s ternyata menyimpan kecemburuan terhadapnya sejak dulu. Kecemburuan itu semakin bertambah hingga melahirkan kedengkian. Kedengkian saudara-saudara nabi Yusuf a.s telah membutakan mereka hingga mereka berniat membunuhnya. Akan tetapi salah seorang diantara saudara-saudara nabi Yusuf a.s memberikan saran untuk membuangnya ke dasar sumur agar nabi Yusuf a.s dipungut oleh musafir. Akhirnya rencana mereka pun terlaksana. Nabi Yusuf a.s dibuang ke dasar sumur hingga ada musafir yang mengambilnya. 

  Zulaikha : Ujian berikutnya
Allah menyelamatkan nabi Yusuf a.s. Nabi Yusuf a.s diambil musafir lalu musafir itu menjualnya pada orang Mesir. Bertahun-tahun nabi Yusuf a.s tinggal bersama orang Mesir tersebut. Nabi Yusuf tumbuh dengan ketampanan akhlak dan fisik yang semakin bertambah. Istri orang Mesir yang bernama Zulaikha pun mulai jatuh hati pada nabi Yusuf a.s.  Suatu saat ia menggoda nabi Yusuf a.s. Zulaikha berdandan semenarik mungkin kemudian memanggil nabi Yusuf a.s dan mengunci pintu hingga tinggalnya mereka berdua pada suatu ruangan. Akan tetapi dengan kemuliaan akhlaknya , nabi Yusuf a.s memohon perlindungan kepada Allah Swt. Berkat bimbingan dari Allah Swt, nabi Yusuf a.s tidak terjerumus pada kesesatan godaan itu. Nabi Yusuf a.s dengan teguh berdiri pada kebenaran.

Tidak mudah tentunya untuk teguh di atas kebenaran ketika godaan seperti yang nabi Yusuf a.s alami menghampiri kita. Terlebih di zaman sekarang godaan tersebut merajalela. Wanita tidak lagi malu memakai pakaian serba mini yang tentunya dapat menggoda kaum laki-laki. Di akhir zaman ini sangatlah jarang kita temukan seorang pemuda yang dapat mengendalikan hawa nafsunya terkait wanita. Bukan berarti tidak ada. 

Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki harapan bahwa anak laki-lakinya kelak dapat seteguh nabi Yusuf a.s dalam menjaga kesuciannya. Karena sesungguhnnya menjaga kesucian diri bukanlah hanya milik kaum perempuan. Sebagai hambaNya kau laki-laki pun memiliki kewajiban yang sama. Menjaga pergaulannya dengan akhlak mulia sehingga tidak terjeremus pada pergaulan bebas. Pergaulan yang tidak ada batas lagi antara laki-laki dan perempuan. Pergaulan yang menganggap biasa pelukan bahkan ciuman antara yang bukan muhrimnya. Menjaga rasa yang merupakan fitrah bagi manusia agar rasa itu tidak dijadikan alibi untuk melanggar aturan Allah Swt. 

Ujian itu belum selesai
Nabi Yusuf a.s harus menghadapi ujian berikutnya yaitu dimasukan ke dalam penjara. Berat tentunya. Dipenjara atas kesalahan yang tidak pernah diperbuat. Tapi sekali lagi dengan ketampanan hatinya, nabi Yusuf a.s menghadapi ujian itu dengan sabar.

Entah berapa tahun lamanya nabi Yusuf a.s dipenjara. Tetapi selama di dalam penjara tersebut justru nabi Yusuf a.s menerima mukjizat, wahyu bahkan memanfaatkan waktu yang ada untuk memulai dakwahnya. Masuknya nabi Yusuf a.s tidak membawa pada kesengsaraan tetapi justru membawa pencerahan batin.

Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki harapan bahwa anaknya kelak dapat memiliki kebesaran hati dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup seberat apapun itu. Memiliki kejujuran sejati yang akan membawa diri pada terkuaknya kebenaran dan runtuhnya kebatilan.

Buah manis ujian
Setelah terkuaknya kebenaran nabi Yusuf a.s, raja pun memanggil nabi Yusuf a.s dan memberikan jabatan kepadanya. Nabi Yusuf a.s menerima tawaran raja tersebut. Dengan kekuasaan yang dimilikinya sekarang, nabi Yusuf a.s pun dapat memperluas dakwahnya. Setelah berkuasa, nabi Yusuf a.s tidak melakukan balas dendam terhadap saudara-saudaranya yang pernah berbuat zalim kepadanya. Malah, dengan cara yang halus nabi Yusuf a.s memberikan pertolongan kepada mereka. Dengan perlahan, nabi Yusuf a.s menyatukan kembali keluarganya.

Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki harapan bahwa anaknya kelak dapat menjadi pemimpin yang berhati bersih. Menggunakan kepemimpinan dan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.   

Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki harapan bahwa anaknya kelak dapat memiliki jiwa kesatria. Seseorang yang berani memaafkan. Tidak membalas kezaliman dengan kezaliman.

050317
10.00pm