Sejak hamil, banyak keluarga dan rekan yang
menyarankan untuk banyak membaca Al Quran surat Yusuf dan Maryam. Itu membuat
saya semakin tertarik untuk membaca terjemah , tafsir dan kandungan dari kedua
surat tersebut. Saya mulai dengan surat Yusuf.
Surat Yusuf. Seperti nama suratnya isi
kandungan surat ini menceritakan kisah nabi Yusuf a.s. Yang terlintas pertama
kali ketika menyebut nabi Yusuf a.s adalah ketampanannya. Tampannya nabi Yusuf a.s
ternyata tak sekadar fisik, nabi Yusuf a.s juga dianugerahi hati yang menawan.
Ujian
itu dimulai
Nabi Ya’kub dikarunia’i 12 anak yang
salahsatunya adalah nabi Yusuf a.s. Saudara-saudara nabi Yusuf a.s ternyata
menyimpan kecemburuan terhadapnya sejak dulu. Kecemburuan itu semakin bertambah
hingga melahirkan kedengkian. Kedengkian saudara-saudara nabi Yusuf a.s telah
membutakan mereka hingga mereka berniat membunuhnya. Akan tetapi salah seorang
diantara saudara-saudara nabi Yusuf a.s memberikan saran untuk membuangnya ke
dasar sumur agar nabi Yusuf a.s dipungut oleh musafir. Akhirnya rencana mereka
pun terlaksana. Nabi Yusuf a.s dibuang ke dasar sumur hingga ada musafir yang
mengambilnya.
Zulaikha
: Ujian berikutnya
Allah menyelamatkan nabi Yusuf a.s. Nabi Yusuf
a.s diambil musafir lalu musafir itu menjualnya pada orang Mesir.
Bertahun-tahun nabi Yusuf a.s tinggal bersama orang Mesir tersebut. Nabi Yusuf
tumbuh dengan ketampanan akhlak dan fisik yang semakin bertambah. Istri orang
Mesir yang bernama Zulaikha pun mulai jatuh hati pada nabi Yusuf a.s. Suatu saat ia menggoda nabi Yusuf a.s. Zulaikha
berdandan semenarik mungkin kemudian memanggil nabi Yusuf a.s dan mengunci
pintu hingga tinggalnya mereka berdua pada suatu ruangan. Akan tetapi dengan
kemuliaan akhlaknya , nabi Yusuf a.s memohon perlindungan kepada Allah Swt. Berkat
bimbingan dari Allah Swt, nabi Yusuf a.s tidak terjerumus pada kesesatan godaan
itu. Nabi Yusuf a.s dengan teguh berdiri pada kebenaran.
Tidak mudah tentunya untuk teguh di atas
kebenaran ketika godaan seperti yang nabi Yusuf a.s alami menghampiri kita. Terlebih
di zaman sekarang godaan tersebut merajalela. Wanita tidak lagi malu memakai
pakaian serba mini yang tentunya dapat menggoda kaum laki-laki. Di akhir zaman
ini sangatlah jarang kita temukan seorang pemuda yang dapat mengendalikan hawa
nafsunya terkait wanita. Bukan berarti tidak ada.
Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki
harapan bahwa anak laki-lakinya kelak dapat seteguh nabi Yusuf a.s dalam
menjaga kesuciannya. Karena sesungguhnnya menjaga kesucian diri bukanlah hanya
milik kaum perempuan. Sebagai hambaNya kau laki-laki pun memiliki kewajiban
yang sama. Menjaga pergaulannya dengan akhlak mulia sehingga tidak terjeremus
pada pergaulan bebas. Pergaulan yang tidak ada batas lagi antara laki-laki dan
perempuan. Pergaulan yang menganggap biasa pelukan bahkan ciuman antara yang
bukan muhrimnya. Menjaga rasa yang merupakan fitrah bagi manusia agar rasa itu
tidak dijadikan alibi untuk melanggar aturan Allah Swt.
Ujian
itu belum selesai
Nabi Yusuf a.s harus menghadapi ujian
berikutnya yaitu dimasukan ke dalam penjara. Berat tentunya. Dipenjara atas
kesalahan yang tidak pernah diperbuat. Tapi sekali lagi dengan ketampanan
hatinya, nabi Yusuf a.s menghadapi ujian itu dengan sabar.
Entah berapa tahun lamanya nabi Yusuf a.s dipenjara.
Tetapi selama di dalam penjara tersebut justru nabi Yusuf a.s menerima mukjizat,
wahyu bahkan memanfaatkan waktu yang ada untuk memulai dakwahnya. Masuknya nabi
Yusuf a.s tidak membawa pada kesengsaraan tetapi justru membawa pencerahan
batin.
Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki
harapan bahwa anaknya kelak dapat memiliki kebesaran hati dan kesabaran dalam
menghadapi ujian hidup seberat apapun itu. Memiliki kejujuran sejati yang akan
membawa diri pada terkuaknya kebenaran dan runtuhnya kebatilan.
Buah
manis ujian
Setelah terkuaknya kebenaran nabi Yusuf a.s, raja
pun memanggil nabi Yusuf a.s dan memberikan jabatan kepadanya. Nabi Yusuf a.s
menerima tawaran raja tersebut. Dengan kekuasaan yang dimilikinya sekarang,
nabi Yusuf a.s pun dapat memperluas dakwahnya. Setelah berkuasa, nabi Yusuf a.s
tidak melakukan balas dendam terhadap saudara-saudaranya yang pernah berbuat
zalim kepadanya. Malah, dengan cara yang halus nabi Yusuf a.s memberikan pertolongan
kepada mereka. Dengan perlahan, nabi Yusuf a.s menyatukan kembali keluarganya.
Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki
harapan bahwa anaknya kelak dapat menjadi pemimpin yang berhati bersih. Menggunakan
kepemimpinan dan kekuasaannya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Maka seperti nabi Yusuf a.s, orangtua memiliki
harapan bahwa anaknya kelak dapat memiliki jiwa kesatria. Seseorang yang berani
memaafkan. Tidak membalas kezaliman dengan kezaliman.
050317
10.00pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar